JAKARTA, kini.co.id – Myanmar sengaja menenam ranjau darat jenis PMN-1 antipersonnel devices untuk mengusir Muslim Rohingya yang mengungsi dari tanah kelahirannya Rakhine, akibat aksi brutal militer yang dibantu nasionalis Buddha.
Berdasarkan video yang diterima kini dari sumber di Rakhine, tampak sekitar tiga ranjau masih aktif sementara dua lainnya sudah meledak di perbatasan Myanmar- Bangladesh.
Lembaga HAM internasional, Amnsety International (AI), juga menyebutkan pihak berwenang Myanmar sengaja menanam ranjau di daerah perbatasan yang digunakan oleh pengungsi Rohingya melarikan diri.
Hal itu merujuk pada dua insiden ranjau darat yang baru-baru ini terjadi.
Seorang petani Bangladesh menginjak sebuah ranjau darat ketika dia menggembala ternak di daerah penyangga di sepanjang perbatasan dengan Myanmar.
Sementara saksi mata mengatakan seorang pria Rohingya yang dilarikan ke perawatan medis di Cox’s Bazar di Bangladesh, setelah terkena ranjau darat di dekat desa Bangladesh Amtali, satu titik persimpangan perbatasan.
“Semua indikasi menunjuk pasukan keamanan Myanmar dengan sengaja menargetkan lokasi yang digunakan oleh pengungsi Rohingya sebagai titik persimpangan. Ini cara yang kejam dan tidak berperasaan untuk menambah kesengsaraan orang yang melarikan diri dari kampanye penyiksaan yang sistematis,” kata Direktur Penanggulangan Krisis Internasional AI, Tirana Hassan, yang saat ini berada di perbatasan Bangladesh.
Otoritas Myanmar tetap membantah pemberitaan media yang menuliskan militer menanam ranjau darat, justru Mynamar menyalahkan teroris atau menunjuk jarinya ke kelompok ARSA. []