Jakarta, kini.co.id – Tim gabungan Densus 88 Anti teror masih mengejar Iqbal dan Nandar, dua terduga teroris yang melarikan diri saat baku tembak di Gunung Rotr Asakota, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Senin (30/10) kemarin.
Sedangkan dua terduga teroris lainnya tewas di tempat, yakni Muhamad Amirullah alias Once Dance (37) dan Rahmad Fadlizil Jalil alias Yaman (27), keduanya merupakan warga Kelurahan Penato’i Kecamatan Mpuda Kabupaten Bima.
Para terduga terindikasi sebagai anggota kelompok Imam Munandar, yang diduga kuat pelaku penembakan terhadap 2 orang anggota Polres Bima Kota, yakni Bripka Gafur dan Bripka Zaenal Abidin yang terjadi pada Senin (11/9) pagi saat kedua anggota tersebut mengantar anaknya berangkat sekolah.
Mereka juga diduga kuat merupakan pentolan dari jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan almarhum Santoso alias Abu Wardah yang sepak terjangnya terendus sejak lama.
Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto mengatakan, Iqbal dan Nandar, dua terduga teroris yang melarikan diri sesaat baku tembak dengan tim Densus 88 Anti teror masih terus dikejar.
“Sampai sekarang dari tim Densus 88 anti teror masih melakukan pengejaran,” kata Setyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (31/10).
Setyo mengatakan, Amirullah alias Dance dan Yaman tewas dalam baku tembak dengan tim Densus 88 anti teror.
Sementara Iqbal dan Nandar melarikan diri di sekitar kawasan Gunung Rotr Asakota, tepatnya di gununh Mawu Rite perbatasan Kota Bima dengan Kecamatan Ambalawi Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat.
Mereka juga merupakan kelompok teroris Jamaah Ansoru Daulah (JAD) Bima yang berafiliasi dengan Santoso dan juga Islamic State (IS).
“Dua orang masih di sekitar gunung itu. Kemungkinan tipis ya (melarikan diri terlalu jauh). Karena itu daerah pegunungan. Mereka pasti bertahan hidup di situ,” ujarnya.
Setyo mengimbau agar Iqbal dan Nandar menyerahkan diri kepada Polisi. Pasalnya jika keduanya menyerahkan diri, pasti akan diperlakukan baik.
Akan tetapi jika keduanya tetap melawan, pihaknya tidak segan-segan untuk memberikan tindakan tegas.
“Pasti lah kalau mereka menyerahkan diri akan diperlakukan baik, kalau melawan apa boleh buat,” tegasnya.
Seperti diketahui, dua dari empat terduga teroris kelompok Imam Manandar terlibat baku tembak saat akan ditangkap terkait keterlibatannya menembak dua anggota polisi pada 11 September lalu, dalam baku tembak tersebut dua diantaranya tewas tertembak Densus Anti Teror 88 di Pegunungan Oi Sarume Dusun Mawu Dalam, Desa Mawu Kecamatan Ambalawi, Kabupaten Bima pada Senin (30/10) kemarin.[]